LIVE SIARAN RRI GOES TO CAMPUS UNIVERITAS PGRI MADIUN “BANGKITKAN SEMANGAT, SATUKAN JIWA BANGUN NEGERI TERCINTA”
Posted by: Edukasi
Monday, August 21, 2017
Universias PGRI
Madiun lagi-lagi menjadi sorotan, menjadi kebanggaan seluruh mahasiswanya.
Acara perdana Goes To Campus oleh RRI memilih UNIPMA sebagai kampus pertama
yang dikunjunginya. Acara pada senin, 21 agustus 2017 ini dikemas dalam dialog
interaktif yang mengusung tema wawasan kebangsaan yang disiarkan langsung oleh
RRI di Ruang Pertemuan 1 Lantai 2 kampus 1 Universitas PGRI Madiun, pada pukul
08.30 – 10-30 WIB.
Antusias
teman-teman Universitas PGRI Madiun sangat gembira sekali. Sambutan pertama
oleh Rektor Universitas PGRI Madiun, Dr.H. Parji, M.Pd. dan sambutan kedua oleh
Dra Teguh Yuli Astuti, MM. selaku Kapala LPP RRI madiun, mengatakan bahwa
“UNIPMA mempunyai tugas untuk mendidik mahasiswanya sebagai kader bangsa,
sedangkan RRI juga memiliki tugas mengedukasikan publik/masyarakat secara umum
ini secara non formalnya. Semoga dengan kesepakatan kerjasama ini, mampu
menjadikan mahasiswa atau generasi muda menjadi kader bangsa yang sangat
nasionalisme dan menjunjung tinggi kebangsaan.” Tepuk tangan teman-teman UNIPMA
semakin ramai dan bersemangat. Tiba pada prosesi penandatanganan MoU (nota
kesepakatan) antara Universitas PGRI Madiun dan RRI yang dilakukan oleh Rektor
Universitas PGRI Madiun, Dr.H. Parji, M.Pd dengan Kepala LPP RRI Madiun, Dra
Teguh Yuli Astuti. Semoga dengan kesepakatan kerjasama ini mampu mencerdaskan
kehidupan bangsa terutamanya mahasiswa Universitas PGRI Madiun.
Tiba waktunya
yang paling digencar-gencarkan, yaitu dialog interaktif wawasan kebangsaan
dengan presenter Yulia Winata. Ada tiga narasumber dalam dialog ini yaitu;
1. Rektor Universitas PGRI Madiun, Dr. H. Parji, M.Pd
2. Kasdim 0803
Madiun, Mayor Meina Helmi, S.Sos
3. Dewan harian Cabang badan Penerus Pembudayaan
kejuangan 45 Kota Madiun, Gandi Yunita
Dialog interaktif
dibuka degan pemutaran vox pop, kemudian disusul dengan penyampaian sekilas
pandangan umum narasumber terkait dengan wawasam kebangsaan. “Kita tidak boleh
pesimis dengan menurunnya wawasan kebangsaan generasi sekarang. Kita harus
tetap optimis, apalagi kita paham betul bahwa nanti di tahun 2045 Indonesia
akan mengalami masa melenium goals, dimana nanti juga akan ada bonus demografi
yaitu anaka-anak muda didominasi oleh anak-anak yang usianya produktif. Untuk
mengembangkan wawasan kebangsaan ini dapat melalui pendidikan, penanaman
nilai-nilai pancasila, kemudian teladan dari para pemimpin juga diperlukan,
serta budaya jujur dan integrasi juga harus diterapkan”, ungkap Dr.H. Parji,
M.Pd. Begitu juga dengan Bapak Gandi Yunita mengatakan bahwa, “Agar budaya
kejuangan 45 tidak luntur, kita selalu memberi motivasi kepada warga negara
mengenai pembudayaan kejuangan 45 terutama kepada masyarakat Madiun”. Tidak
lupa pula Mayor meina Helmi, S.Sos, juga memberi sekilas pandangannya untuk
kita yaitu, “ sekarang yang harus diterapkan yaitu bagaimana memepertahankan,
mengisi, dan melanjutkan yang sudah dilakukan oleh pendahulu kita. Mari
bahu-membahu bersama bergotong royong untuk mewujudkan kedaulatan bangsa
berdasarkan pancasila dan UUD 1945”.
Mahasiswa dan
teman dengar RRI semakin kritis menanggapi persoalan-persoalan yang disampaikan
oleh pemateri. Banyak pertanyaan yang diajukan dari mahasiswa. Dialog berjalan
sangat menarik karena ada timbal balik yang tentu mampu mengupas permasalahan
yang terkait dengan wawasan kebangsaan. Dalam ruangan yang sederhana ini mampu
meramaikan acara sedemikian. Hasil interaksi dialog kali ini sangat-sangat
memuaskan. Antusias mahasiswa dan teman dengar RRI patut untuk diacungi jempol.
Nilai kritis mereka benar-benar hidup.
Dalam penghujung
acara, penutupan yang disertai dengan pesan-pesan dari ketiga narasumber, yaitu
bahwa pancasila diharapkan bisa muncul kembali ditengah masyarakat, seperti
memecahkan masalah yang dilihat dari nilai-nilai pancasila. Menjadikan
pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Jangan menajdikan pancasila
hanya untuk kepentingan penguasa atau partai-partai dan politik tertentu, tapi
secara hukum pancasila harus menjadi pandangan hidup bagi bangsa kita. Dan
mulailah menanamkan pancasila dari diri kita sendiri, dan juga pancasila perlu
diimplementasikandalam sikap kita, perbuatan kita, lisan kita, dan hadapilah
semua itu dengan karya. Marilah kita berkarya sesuai dengan profesi kita
masing-masing. Jadilaah guru yang berpancasila, jadilah tentara yang
berpancasila, jadilah dosen yang berpancasila, jadi pancasila selalu ada dalam
bagian hidup kita, dan juga pancasila harus diamalkan dalam negara yang kita
cintai ini. (nikita)